royalblue-kangaroo-241988.hostingersite.com, Pesisir Selatan – Di tengah derasnya arus informasi dan kompleksitas dunia jurnalistik modern, para wartawan tetap teguh menjaga semangat kebersamaan melalui semboyan “Salam Satu Pena”. Ungkapan ini bukan sekadar simbol persatuan, melainkan juga representasi dari komitmen untuk menjunjung tinggi integritas, objektivitas, dan etika dalam setiap karya jurnalistik.
“Salam Satu Pena adalah napas perjuangan kami. Satu pena, satu suara, satu tekad untuk menyuarakan kebenaran,” ungkap seorang jurnalis senior.
Semboyan ini telah menjadi salam kehormatan di kalangan wartawan, khususnya mereka yang aktif dalam organisasi pers di tingkat lokal maupun nasional. Di balik kesederhanaannya, “Salam Satu Pena” memuat nilai-nilai solidaritas lintas media—tanpa membedakan latar belakang redaksi, keyakinan, maupun status sosial.
Lebih dari sekadar simbol, “Salam Satu Pena” juga menjadi pengingat moral bahwa setiap tulisan yang dipublikasikan membawa tanggung jawab besar terhadap publik. Tugas wartawan bukanlah mengejar sensasi, melainkan menyajikan informasi yang mendidik, mencerdaskan, dan mencerahkan.
Semangat “Salam Satu Pena” terus digaungkan dalam berbagai pelatihan citizen journalism, seminar media, hingga komunitas literasi digital. Harapannya, nilai-nilai ini dapat menjadi benteng terakhir dalam menghadapi arus hoaks dan propaganda yang semakin marak di era digital.
